Ditulis Oleh: Yoshi Djamarlis
Membaca doa setelah bangun tidur sebagai bentuk rasa syukur.
Kriiiiiiiing …
Alarm jam beker milik Aqila berdering seolah berteriak membangunkannya. Sambil mengusap wajahnya, Aqila membalikkan badan, mematikan alarm, kemudian menarik kembali selimutnya.
“Baru jam 05.00,” gumamnya.
Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu kamar dibarengi panggilan Umi.
“Nak, ayo bangun! Waktunya subuh. Sudah jam berapa ini?” Umi masuk ke kamar dan menepuk bahu Aqila.
“Sebentar lagi, Umi. Kakak masih mengantuk,” rengeknya.
Umi meninggikan suaranya, “Qila, ayo subuh dulu!”
“Tapi, ini kan hari ahad, Um. Qila kan libur. Sebentar lagi, ya.” Kembali Aqila merengek manja.
“Ayo, apa kata Ustaz di sekolah? Salat itu kewajiban, harus disegerakan.”
Umi tersenyum melihat Aqila mengulurkan tangannya seakan minta bantuan untuk duduk sambil manyun. Aqila duduk lalu mengusap wajahnya. Kaki kecilnya hendak melompat turun dari tempat tidurnya.
“Eit, kalau bangun tidur?” tanya Umi.
“Eh iya, Umi, hehehe lupa,” sahut Aqila tersipu.
Sambil menengadahkan kedua tangannya, Aqila mengucapkan doa bangun tidur dengan fasih, “Alhamdullillahilladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.’ Artinya, ‘Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya aku dibangkitkan.’ Amin.”
“Amin, anak pintar!”
“Ayo wudu dulu, jangan lupa gosok gigi, ya. Umi tunggu di luar, kita salat berjemaah,” sahut Umi.
“Siap, Umi!” sahut Aqila bersemangat. ***